10 Kelemahan Guru dalam Mengajar bagi Para Siswa

Salah satu kunci keberhasilan pendidikan pelajar adalah kemampuan guru dalam mengajar yang baik dan benar. Pembelajaran yang tepat memudahkan para siswa mendapatkan materi pelajaran dengan maksimal dan terstruktur.

Sayangnya kemampuan guru dalam mengajar sering menurun karena beberapa kelemahan mengajar. Memang nilai terbaik para siswa tergantung pada kemampuannya dalam mengerjakan soal secara cerdas. Namun terlepas dari itu kepribadian guru yang kurang pengalaman menimbulkan kelemahan guru itu sendiri di dalam kelas.

Berkenaan dengan hal di atas setidaknya ada 10 kelemahan guru yang harus dihindari. Meskipun begitu seiring dengan banyaknya jam mengajar dan bertambahnya pengalaman mengajar semua kelemahan tersebut dapat dikurangi.


10 Kelemahan Guru dalam Mengajar bagi Para Siswa


Kelemahan guru dalam mengajar bagi para siswa


1. Guru kurang memperhatikan rencana perangkat pembelajaran atau RPP

Sebagai guru yang baik sebenarnya pemerintah telah menyiapkan RPP atau rencana pembelajaran yang terstruktur dengan baik. tidak hanya itu pemerintah juga telah memperkirakan kemampuan para siswa menghadapi masalah tersebut.

Masalahnya guru yang memilih jalan praktis sering mengabaikan RPP dari pemerintah.  Akibatnya rencana pembelajaran hanya bersifat terburu-buru tanpa pemahaman yang mendalam tentang konsep mengajar. Makanya tidak heran jika hal tersebut menimbulkan kekecewaan para siswa pada saat proses belajar mengajar di kelas.

Jika hal ini terus berlanjut bukan tidak mungkin hasil pembelajaran para siswa mendapatkan nilai buruk dalam akademik maupun penguasaan materi karena. Ingat, materi pelajaran yang tidak terstruktur menimbulkan pemahaman yang rancu atau samar sehingga para siswa menjadi kebingungan.

2. Guru tidak menguasai materi pelajaran

Salah satu hal yang paling tidak disenangi oleh para siswa adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran oleh guru yang kurang. Memang tidak setiap guru mampu menguasai seluruh materi pelajaran. Namun alangkah baiknya jika anda belajar menguasai hal tersebut meskipun harus meluangkan waktu lebih lama.

Perlu juga anda ketahui bahwa penguasaan materi pelajaran yang kurang berdampak pada kesulitan siswa untuk memahami. akibatnya mereka hanya mendengarkan penjelasan anda yang kurang kompeten dan menyasar ke otak dan daya ingat mereka. Jika kelemahan ini tidak segera anda kurangi saya menduga anda akan kesulitan menjadi guru teladan.

3. Guru tidak membawa media pembelajaran saat belajar di kelas

Dalam proses belajar mengajar anda pasti tahu bahwa ada pelajaran yang hanya bisa dikuasai dengan praktek atau media pendukung. Melalui media tersebut para siswa mudah mencerna materi pelajaran. Tidak hanya itu hal tersebut menjadikan daya ingat lebih kuat.

Masalahnya sebagian guru kurang memperhatikan penggunaan media atau alat pembelajaran. Kalau untuk belajar bahasa Indonesia atau pendidikan kewarganegaraan mungkin bukan masalah, tetapi jika pelajaran tersebut mengenai organ-organ tubuh atau peta dunia bisa menjadi masalah serius. Bahkan untuk materi pelajaran seperti bahasa Inggris sebuah mp3 atau video percakapan sangat membantu kesuksesan belajar para siswa. Oleh karena itu cobalah pelajari dahulu materi yang akan anda sampaikan. Jika memungkinkan gunakan media sekitar anda untuk beranalogi.

4. Guru jarang memberikan contoh nyata

Di samping media pembelajaran sangat penting tentu hal yang tidak boleh dilupakan adalah praktek dalam mengerjakan tugas. Sebagian guru lebih sering mengisi pelajaran dengan berbagai teori yang sudah ada. Masalahnya tidak semua teori dapat mewakili materi pelajaran menjadi lebih paham. Pada sebagian kasus belajar praktek langsung lebih efektif menguatkan pemahaman materi seperti mencangkok tumbuhan.

Masalahnya ada sebagian guru yang tidak suka praktek langsung. Mungkin juga karena terlalu ribet atau lama sehingga mereka fokuskan dengan teori yang membludak. Akibatnya sebagian siswa malah kebingungan dengan materi tersebut dan akhirnya jenuh belajar. Padahal pengajaran secara langsung dengan memberikan contoh nyata lebih berkesan dihati para siswa untuk paham.

5. Guru kesulitan menghadirkan metode mengajar yang menyenangkan

Merupakan hal yang menggembirakan jika mereka diberi pengajaran melalui metode belajar yang menyenangkan. Metode seperti ini menjadikan para siswa betah untuk belajar lebih lama. Bahkan tidak jarang hal tersebut

Sayangnya hal tersebut terkadang hanya sekedar impian. Bagaimana tidak guru yang seharusnya mengajar hanya memiliki pengetahuan dan pengalaman mengajar yang sedikit. Sehingga yang muncul saat belajar hanya suasana kaku dan membosankan. Akibatnya para siswa merasa asing terhadap guru dan materi pelajaran yang disampaikan. Untuk hal inilah pentingnya guru mempelajari cara belajar yang menyenangkan.

6. Saat mengajar guru sering lalai menekankan pentingnya kebaikan

Pada saat menjadi guru sebenarnya sifat dan perilaku anda menjadi pusat perhatian para siswa. oleh karena itu penting bagi setiap guru untuk memberikan teladan yang baik. Selalu menekankan pentingnya kejujuran, tanggung jawab, percaya diri, semangat belajar, mandiri, sopan, santun, dan perilaku terpuji lainnya.

Sayangnya sebagian guru tidak memberikan contoh yang baik kepada anak didiknya. Merokok di dalam kelas terkadang menjadi kebiasaan yang sering terlihat. Tidak hanya itu kebiasaan tidur di dalam kelas setelah memberikan tugas juga menjadi contoh yang buruk. Selain itu ada sifat dan perilaku lain guru yang juga payah seperti mudah marah, main pukul dan sebagainya.

Meskipun hal tersebut terkadang berupa sifat turunan, tetapi saya yakin sebenarnya hal tersebut bisa diubah dengan kemauan untuk maju.

7. Guru kurang memperhatikan kemampuan dasar siswa

Pada dasarnya kemampuan dasar seorang siswa adalah berbeda-beda. Ada yang cenderung percaya diri, malu, mandiri, bertanggung jawab, cerdas, ingin tahu, dan lain sebagainya. Menyandingkan 2 siswa dengan kemampuan dasar yang sama dalam satu meja tentu bukan pilihan bagus dalam proses belajar di dalam kelas.

Yang terbaik adalah memilah-milah teman satu mejanya jika salah satu cerdas maka harus bersanding dengan teman yang kurang pintar. Begitu juga jika siswa tersebut percaya diri maka harus anda sandingkan dengan teman yang lebih pemalu. Begitu juga jika anda memberikan tugas kelompok dan semacamnya. Harapannya setiap siswa mendapatkan pengetahuan dari teman terdekatnya.

Masalahnya sebagian guru jarang memperhatikan hal-hal seperti ini. Akibat yang ditimbulkannya pun menjadi parah. Sebagian siswa berkembang dengan sangat pesat sedangkan sebagian yang lain berkembang sedikit bahkan cenderung tanpa perkembangan.

8. Guru jarang memberikan evaluasi

Salah satu hal yang menjengkelkan para siswa adalah tugas yang diberikan guru hanya berupa angin lalu. Setelah berusaha keras mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya sedangkan dibutuhkan waktu bahkan pengetahuan dari berbagai sumber tentu hal yang menyusahkan hati ketika guru sengaja tidak membahasnya. Parahnya lagi jika tugas tersebut tidak dicantumkan sebagai bahan evaluas. para siswa akan menganggap anda tidak kompeten sebagai guru.

Evaluasi sejatinya dibutuhkan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam pendidikan. Rasa tanggung jawab, kerja keras, dan kedisiplinan menjadi pertimbangan evaluasi. Lebih dari itu semua hal berupa sifat dan karakter harus mengalami peningkatan yang lebih baik. Jika guru sebagai pengajar dan pendidik lemah akan hal ini maka bukan tidak mungkin rasa kecewa berubah menjadi kesedihan yang mendalam.

9. Guru jarang menghadirkan karya pribadi yang bermanfaat

Tidak dapat dipungkiri bahwa semangat dan motivasi belajar para siswa dapat meningkat karena sebab guru. Guru yang suka menghadirkan karya bermanfaat lebih banyak mendapat respon positif dari para siswa. Bagaimana tidak karya bermanfaat dapat menjadi pembuka pikiran bahwa guru juga belajar dengan giat.

Salah satu karya bermanfaat yang bisa dimunculkan guru adalah karya tulis. Menulis artikel diblog bisa menjadi pendongkrak semangat belajar para siswa. Terlebih lagi jika artikel yang ada sudah semakin banyak dan komplek membahas berbagai permasalahan. Tentu ini lebih efektif jika anda masih berstatus guru honorer dengan gaji bulanan yang masih kecil.

10. Interaksi guru dengan para siswa kurang dekat

Pada kenyataannya setiap siswa memiliki masalah yang berbeda-beda. Selain itu karakter, sifat dan gaya bicara setiap siswa juga berbeda-beda. Berinterkasi dengan para siswa dengan metode komunikasi yang sama bukanlah jalan terbaik untuk lebih akrab.

Untuk mengatasi hal ini seorang guru sebaiknya belajar tentang pendidikan karakter dan psikologi pendidikan supaya sebagai guru anda bisa menjadi orang tua kedua bagi mereka.


Kesimpulannya, walaupun sebagai pengajar dan pendidik seorang guru memegang peranan penting menjadikan para siswa lebih cerdas dan terpelajar. Namun jangan lupa untuk menghindari beberapa kelemahan dalam mengajar. Bagaimanapun juga kelemahan guru dalam mengajar berdampak pada kualitas mental, pola pikir dan cara pandang mereka mengenai pendidikan.

Jika ada yang saya lewatkan jangan ragu untuk menuliskannya dikolom komentar.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel